CNN Indonesia
Jumat, 21 Nov 2025 09:00 WIB
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyampaikan minat untuk berinvestasi dalam pengembangan industri bioetanol di Indonesia. CNN Indonesia/Rayhand Purnama
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan program campuran bioetanol 10 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) alias E10 menyasar pengguna mobil produksi Jepang.
Menurut Todotua, strategi itu lantaran mobil-mobil Jepang sangat mendominasi di Indonesia, dan harapannya E10 bakal diserap dengan baik.
"Populasi kendaraan bermotor, khususnya mobil, itu 60-70 persenan tetap (produksi) Jepang, jadi mereka pasarnya, mereka konsumennya," ujar Todotua ketika ditemui di sela-sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu (19/11) dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Todotua menjelaskan sudah ada perusahaan otomotif nan bakal menginvestasikan dananya untuk pengembangan pabrik etanol. Perusahaan-perusahaan tersebut juga sudah melakukan riset dan rencana komersil (commercial plan) soal penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya bukan hanya Toyota, setelah saya ke Jepang, rupanya ini adalah cycle konsolidasi grup otomotif nan ada di Jepang. Tetapi memang pemimpinnya Toyota," ucap Todotua.
Todotua menyampaikan letak pabrik etanol bakal dimulai di Lampung.
"Mungkin bakal start awalnya, pabriknya di Lampung," ujar dia.
Berdasarkan Roadmap Hilirisasi Investasi Strategis nan dimiliki Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejumlah wilayah seperti Lampung telah disiapkan untuk menjadi sentra pengembangan industri bioetanol, dengan support bahan baku dari tebu, singkong, dan sorgum.
Investasi di sektor ini diproyeksikan tidak hanya memperkuat rantai pasok daya bersih, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong kesejahteraan petani lokal di daerah.
Sebelumnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyampaikan minat untuk berinvestasi dalam pengembangan industri bioetanol di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi dunia Toyota untuk mengamankan pasokan bahan bakar bagi kendaraan flex-fuel berbasis bioetanol, sekaligus mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil impor.
Menurut Todotua, dalam rangka mendukung kebijakan E10, saat ini tengah dikaji rencana pengembangan akomodasi dengan kapabilitas produksi sebesar 60 ribu kiloliter per tahun dan nilai investasi Rp2,5 triliun.
(tim/mik)
[Gambas:Video CNN]
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·