Bripda Waldi Diduga Perkosa Sebelum Bunuh Dosen Di Jambi

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi mengungkap adanya dugaan pemerkosaan sebelum pembunuhan terhadap seorang pengajar wanita berinisial EY (37) di Kabupaten Bungo, Jambi. Seorang personil Polri aktif, Bripda Waldi (22), nan berdinas di Polres Tebo, menjadi tersangka dalam kasus ini.

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan ditemukan cairan sperma di celana korban.

"Diduga iya, lantaran hasil visum menyebut adanya sperma di celana korban," kata Natalena, Minggu (2/11).

Ia menjelaskan, hasil visum sementara menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, termasuk lebam di wajah, bahu, leher, serta luka di kepala.

Untuk memastikan penyebab kematian, tim master forensik RS Bhayangkara Polda Jambi telah dipanggil untuk melakukan autopsi di RS Hanafie Bungo.

Berdasarkan penyelidikan sementara, kata Natalena, diduga ada motif asmara antara korban dan pelaku.

"Motif sementara diduga masalah pribadi dan hubungan asmara antara pelaku dan korban. Saat ini interogator tetap mendalami kemungkinan motif lain," ujar Natalena.

EY, nan diketahui menjabat sebagai Ketua Program Studi S1 Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo, ditemukan tewas di bilik rumahnya di Perumahan Al-Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, pada Sabtu (1/11) sekitar pukul 13.00 WIB.

Kurang dari 24 jam setelah penemuan jasad korban, polisi sukses menangkap Bripda Waldi di kosnya di wilayah Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.

"Penyidik menemukan keterkaitan dengan seorang oknum personil Polri berinisial W. Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap korban," kata Natalena.

Dari letak penangkapan, petugas turut mengamankan mobil Honda Jazz milik korban nan sempat dibawa kabur pelaku. Saat ini, Bripda Waldi telah diamankan di Mapolres Bungo untuk proses norma lebih lanjut.

Natalena menegaskan, meski pelaku merupakan personil Polri, proses norma bakal dilakukan secara ahli dan transparan.

"Kami menegaskan bahwa meskipun pelaku adalah oknum personil Polri, penegakan norma tetap dilakukan tanpa perlakuan khusus," tegasnya.

Baca selengkapnya di sini.

(isn/isn)

[Gambas:Video CNN]