CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 06:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Sekretaris Negara RI Prasetyo Hadi mengakui kebanyakan kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) lantaran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi tidak menjalankan prosedur nan berlaku.
"Karena info juga mengatakan bahwa di tempat-tempat nan terjadi permasalahan, nyaris semuanya lantaran tidak menjalankan prosedur seperti nan seharusnya," kata Pras di Monas, Jakarta, Minggu (5/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pras mengatakan kekurangan-kekurangan itulah nan kemudian bakal diperbaiki oleh pemerintah.
Ia menyebut ke depan pemerintah bakal terus mengantisipasi celah-celah nan berpotensi menjadi masalah dalam penyelenggaraan MBG ke depan.
"Sebagai corak dari pertimbangan dan perbaikan ke depan," ucapnya.
Kasus keracunan usai menyantap menu program makan bergizi cuma-cuma tengah menjadi sorotan belakangan.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebut terdapat 6.517 korban keracunan sejak diluncurkan pada Januari 2025 lalu.
Ia menyampaikan itu dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (1/10) lalu.
Ia mengatakan kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dengan total 45 kasus.
"Sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan alias kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi itu ada 51 kasus kejadian," kata Dadan.
Ia menjelaskan dari total 75 kasus keracunan itu korbannya mencapai 6.517 orang nan tersebar di masing-masing wilayah.
Rinciannya 1.307 korban di wilayah I alias Pulau Sumatera. Kemudian 4.207 korban untuk wilayah pemantauan II alias Pulau Jawa dan 1.003 korban untuk wilayah pemantauan III alias Indonesia bagian timur.
(mnf/rds)
[Gambas:Video CNN]