Jakarta, CNN Indonesia --
Pos 3 jalur pendakian Gunung Sumbing, Jawa Tengah, dipasangi kawat berduri oleh pengelola. Kawat berduri ini dipasang baik di sisi kanan maupun kiri jalur pendakian.
Dalam rekaman video nan viral selain kawat berduri, di letak itu juga dipasang papan pemberitahuan dengan tulisan 'Maaf hanya hewan/monyet nan melintasi kawat pembatas'. Kemudian di sebelahnya ada gambar monyet.
Papan itu dipasang di sabana alias berada di pembatas kawat berduri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Forum Pengelola Gunung Sumbing (FPGS) Lilik Setyawan mengatakan pemasangan kawat berduri itu dilakukan agar pendaki tak melangkah hingga ke area sabana.
"Ya, betul [pemasangan kawat berduri]. Itu jalur personil kami via base camp Gajah Mungkur, Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo," kata Lilik seperti dikutip dari detikJateng, Selasa (4/11).
Ketua Forum Pengelola Gunung Sumbing (FPGS) Lilik Setyawan mengatakan pemasangan kawat berduri itu dilakukan agar pendaki tak melangkah hingga ke area sabana.
"Ya, betul [pemasangan kawat berduri]. Itu jalur personil kami via base camp Gajah Mungkur, Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo," kata Lilik seperti dikutip dari detikJateng, Selasa (4/11).
"Itu betul untuk membatasi akses jalur pendakian nan melebar ke Sabana. Karena jenenge [namanya] sabana niku [itu], jika di jalur pendakian di gunung itu kan sangat menarik perhatian para pendaki. Jadi agar ekosistem tetap terawat, terjaga, tidak terakses secara sembarangan alias tidak ada batasannya," sambungnya.
Pemasangan kawat berduri tersebut, kata, Lilik sudah berjalan sekitar dua bulan nan lalu.
Mulanya, kata dia, bukan kawat berduri nan dipasang di sana, melainkan tali biasa hingga akhirnya diganti menjadi nan seperti saat ini.
"Karena itu kan mereka jalur baru. Jadi memang membikin jalur itu dari awal, termasuk camp areanya juga sudah apa ya, ada pembatasan, walaupun baru," ujar Lilik nan juga pengelola Basecamp Butuh, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
"Nggih [kawat berduri]. Itu di sekitaran Sabana, itu Pos 3. Ya, kurang lebih seratusan meter," tambah Lilik.
Untuk pemasangan, kata Lilik, dilakukan pengelola base camp Pemuda Mandiri, Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.
"Maksud mereka betul untuk membatasi akses biar pendaki tidak terlalu bebas sembarangan melebar ke kanan alias ke kiri. Betul (dibatasi). Karena kan sangat menarik perhatian untuk foto segala macam. Nanti daripada rusak [sabana], kan eman-eman [sayang], terus dibatasi," bebernya.
Pemasangan kawat berduri tersebut, disebut telah disampaikan dalam forum. Disampaikan jika pemasangan kawat berduri itu sudah menjadi kesepakatan bersama.
"Itu kan sudah menjadi kesepakatan kami untuk pembatasan area-area di manapun tempat semua jalur," kata Lilik.
12 base camp
Lilik menyebut setidaknya ada 12 base camp nan aktif baik di Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.
Sementara itu untuk para calon pendaki, Lilik menyatakan pihaknya mengimbau kudu mempersiapkan dengan matang, ekstra hati-hati, dan waspada.
"Peralatan komplet, bentuk oke, dari mantel [jas hujan] segala macam, baju ganti. Terus tambahi plastik untuk balut peralatan nan dibawa untuk antisipasi kelak jika basah biar [hujan] tetap kondusif di dalam," tambahnya.
Selain itu, dia pun menegaskan soal larangan buang sampah sembarangan selama pendakian. Sampah-sampah para pendaki, katanya, kudu dibawa turun.
"Itu wajib [tidak boleh buang sampah sembarangan]. Untuk sampah kelak setelah turun diserahkan, dilaporkan secara jumlah. Pertama [naik jumlah barang] dihitung logistiknya, kelak turun otomatis ketemu jumlah sampahnya," katanya.
Baca buletin lengkapnya di sini.
(kid/ugo)
[Gambas:Video CNN]
3 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·