slot gacor hari ini gampang menang manut88 slot dana manut88 link manut88 manut88 login manut88 manut88 link manut88 slot server thailand manut88 manut88 manut88 manut88 link alternatif manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 login manut88 login GampangJP

Sinyal Sultan Hb X Soal Perempuan Dan Regenerasi Keraton Yogyakarta

Sedang Trending 3 jam yang lalu

CNN Indonesia

Senin, 27 Okt 2025 07:29 WIB

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X buka bunyi soal peran wanita dalam regenerasi Keraton Yogyakarta. Sultan HB X buka bunyi soal wanita bisa jadi pemimpin di Keraton Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Regina Safri)

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan HB X berbicara soal masa depan Keraton Yogyakarta dan peran wanita untuk regenerasinya.

Sultan menyampaikan perihal tersebut dalam aktivitas Forum Sambung Rasa Kebangsaan di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Keraton Yogyakarta, Minggu (26/10).

Dalam sesi dialog, Sultan nan juga Raja Keraton Yogyakarta ini menjelaskan argumen DIY dengan sisa-sisa sistem pemerintahan tradisional tetap menjunjung kerakyatan dan bukannya bersikap feodal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pun banyak nan nanya, 'lho, mestinya kan Jogja itu kan feodal, kan gitu, kerajaan. Kenapa demokrasinya tinggi?" kata Sultan.

Berdasar capaian Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) DIY sekarang ini, Sultan menyatakan memang selalu membuka ruang-ruang berdemokrasi di wilayahnya, sebagaimana sistem nan dianut oleh Republik Indonesia.

Dengan argumen itu pula, dalam sidang pengetesan Pasal 18 ayat (1) huruf m UU Keistimewaan DIY di Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2016, Sultan menyampaikan wanita memungkinkan untuk terlibat dalam proses regenerasi di Keraton Yogyakarta.

"Saya di MK untuk bicara wanita menjadi bagian dari bisa dimungkinkan untuk regenerasi di Keraton Jogja kok nggak boleh Itu gimana? Wong patokan itu di Keraton nggak ada. Tapi, saya tunduk pada Republik," kata Sultan.

"Republik tidak membedakan laki-laki sama perempuan, kenapa saya membedakan? Kan saya tidak konsisten. Zaman sudah berubah, itu (tradisi patriarkis) kan leluhur saya. Lho, saya kan menjadi bagian dari republik, ya kudu tunduk pada undang-undang republik. Malah memenuhi undang-undang, malah dianggap salah, kan gitu? Kan asing bagi saya," imbuh dia.

Sultan pun menekankan konsistensi pemerintahan di level mana pun dalam mengamalkan undang-undang memang diperlukan dan tetap elastis dengan perubahan zaman.

(tim/dal)

[Gambas:Video CNN]

Berita Hari Ini

Berita Terbaru

Berita Indonesia

Cerita Horor

Pesona indonesia

Kabar Tempo

Liputan berita

Berita Indonesia Terbaru