slot gacor hari ini gampang menang manut88 slot dana manut88 link manut88 manut88 login manut88 manut88 link manut88 slot server thailand manut88 manut88 manut88 manut88 link alternatif manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 manut88 login manut88 login GampangJP

Sultan Hb X Tegaskan Perempuan Bisa Pimpin Keraton Yogyakarta

Sedang Trending 3 jam yang lalu

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X blak-blakan mengenai masa depan Keraton Yogyakarta dan keterlibatan sosok wanita dalam proses regenerasinya.

Sultan menyampaikan perihal tersebut dalam aktivitas Forum Sambung Rasa Kebangsaan di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Keraton Yogyakarta, Minggu (26/10).

Forum ini turut dihadiri eks Menko Polkam Mahfud MD, mantan Wakapolri, Ahmad Dofiri, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono, hingga Rosiana Silalahi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sultan nan juga Raja Keraton Yogyakarta itu pada pertengahan sesi perbincangan menjelaskan kenapa provinsi DIY dengan sisa-sisa sistem pemerintahan tradisional tetap menjunjung kerakyatan dan bukannya bersikap feodal.

"Saya pun banyak nan nanya, 'lho, mestinya kan Jogja itu kan feodal, kan gitu, kerajaan. Kenapa demokrasinya tinggi?" kata Sultan, Minggu (26/10).

Dengan capaian Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) DIY sekarang ini, Sultan menyatakan selalu membuka ruang-ruang berdemokrasi di wilayahnya, sebagaimana sistem nan dianut oleh Republik Indonesia.

"Bahwa DIY itu bagian dari republik," kata Sultan.

Dengan argumen itu pula, Sultan pada 2016 silam di sidang Mahkamah Konstitusi (MK) saat pengetesan Pasal 18 ayat (1) huruf m UU Keistimewaan DIY menyampaikan bahwa wanita memungkinkan untuk terlibat dalam proses regenerasi di Keraton Yogyakarta.

"Saya di MK untuk bicara wanita menjadi bagian dari bisa dimungkinkan untuk regenerasi di Keraton Jogja kok nggak boleh, itu gimana? Wong patokan itu di Keraton nggak ada. Tapi, saya tunduk pada republik," ucap Sultan.

"Republik tidak membedakan laki-laki sama perempuan, kenapa saya membedakan? Kan saya tidak konsisten. Zaman sudah berubah, itu (tradisi patriarkis) kan leluhur saya. Lho, saya kan menjadi bagian dari republik, ya kudu tunduk pada undang-undang republik. Malah memenuhi undang-undang, malah dianggap salah, kan gitu? Kan asing bagi saya," sambungnya.

Oleh karenanya, dia menekankan konsistensi pemerintahan di level mana pun dalam mengamalkan undang-undang memang diperlukan dan tentunya tetap elastis dengan perubahan zaman.

(fra/kum/fra)

[Gambas:Video CNN]

Berita Hari Ini

Berita Terbaru

Berita Indonesia

Cerita Horor

Pesona indonesia

Kabar Tempo

Liputan berita

Berita Indonesia Terbaru