Jakarta, CNN Indonesia --
Ancaman PHK dan tekanan ekonomi membikin banyak pekerja hidup dalam bayang-bayang cemas. Rasa takut kehilangan pekerjaan, ditambah beban hidup nan meningkat, bisa membikin stres menumpuk tanpa disadari.
Meski begitu, Psikolog dari Tabula Rasa, Arnold Lukito menyebut bukan perihal nan tidak mungkin stres akibat tekanan hidup dan ancaman PHK bisa dikendalikan. Kuncinya adalah dari diri sendiri untuk menghalau rasa resah nan berujung pada stres tersebut.
"Ada banyak langkah sederhana untuk menjaga kesehatan mental agar tetap waras di masa penuh tekanan ini. Dengan langkah-langkah mini nan dilakukan secara konsisten, pekerja bisa tetap tenang dan berpikir bening meski tekanan ekonomi terus menekan," kata Arnold saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tips dari nan bisa membantu menjaga kewarasan para pekerja:
1. Tidur cukup dan rutin bergerak
Menurut Arnold, tubuh nan sehat bakal membantu pikiran lebih stabil. Tidur cukup dan rutin bergerak sangat penting. Olahraga ringan seperti jalan sigap 20-30 menit setiap hari bisa menurunkan hormon stres dan memperbaiki mood.
Selain itu, paparan sinar mentari pagi terbukti secara ilmiah menurunkan indikasi resah dan depresi. Jadi, luangkan waktu beberapa menit di pagi hari untuk berjemur.
2. Atur pikiran lewat jurnal alias latihan napas
Stres sering muncul lantaran pikiran penuh perihal nan tak bisa dikendalikan. Arnold menyarankan untuk menulis jurnal sederhana setiap hari.
"Tulis hal-hal nan bisa Anda kendalikan, dan lepaskan nan di luar kendali. Ini membantu otak berakhir memutar kekhawatiran berulang," katanya.
Latihan napas juga bisa jadi 'pertolongan pertama' saat stres. Coba teknik napas 4-6 (tarik napas 4 detik, hembuskan 6 detik) alias square breathing dengan pola dua detik tiap fase (tarik, tahan, hembus, tahan).
Terlalu banyak membaca buletin soal PHK alias ekonomi justru bisa memperburuk kecemasan. Batasi paparan buletin negatif. Terlalu sering membaca perihal jelek membikin otak terus siaga dan sigap lelah.
Gunakan media sosial secukupnya, dan pilih sumber buletin nan informatif, bukan nan memicu ketakutan.
4. Siapkan rencana cadangan
Rasa kondusif bisa muncul dari persiapan. Arnold menyarankan pekerja menyiapkan plan B agar pikiran lebih tenang.
"Buat rencana finansial darurat, perbarui CV, dan jaga hubungan profesional. Punya opsi kerja pengganti bisa menenangkan pikiran," katanya.
Langkah mini ini membantu mengurangi rasa tidak pasti dan menumbuhkan kendali atas situasi.
5. Jaga hubungan sosial
Peneliti dari Health Collaborative Center, Ray Wagiu Basrowi mengatakan, hubungan sosial adalah tembok krusial melawan stres.
"Jangan hadapi tekanan sendirian. Cerita ke kawan kerja, keluarga, alias organisasi bisa menurunkan akibat depresi hingga 30 persen," ujarnya, mengutip studi Lancet Psychiatry 2022.
Dukungan sosial menciptakan rasa 'back-up emosional' nan bisa membantu menghadapi masa susah dengan lebih kuat.
6. Fokus pada perihal nan bisa dikontrol
Ray menekankan, banyak perihal di luar kendali kita, seperti keputusan perusahaan alias kondisi ekonomi.
Fokuslah pada nan bisa dikontrol, seperti performa kerja, keahlian baru, dan kesehatan diri. Dengan begitu, daya mental tidak lenyap untuk hal-hal nan tak bisa diubah.
7. Cari support ahli jika perlu
Jika merasa sedih berkepanjangan, kehilangan semangat, susah tidur, alias pikiran terasa gelap selama lebih dari dua minggu, jangan ragu mencari support profesional.
"Sehat mental di masa susah bukan berfaedah tidak punya masalah. Tapi tahu langkah menjaga diri di tengah tekanan. Jangan tunggu sampai mental betul-betul drop," kata Ray.
(tis/tis)
[Gambas:Video CNN]
17 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·