Jakarta, CNN Indonesia --
Silaturahim Alim Ulama nan digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyepakati kepengurusan PBNU kudu selesai selama satu periode dan tidak ada pemakzulan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf.
Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori menjelaskan ada tiga poin kesepakatan dari silaturahim nan digelar pada Minggu (23/11) malam itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, para ustad nan datang sepakat bakal digelar silaturahim nan lebih besar di antara para ustad dan berilmu ulama.
"Semua kiai, semua mengusulkan agar ada silaturahim nan lebih besar di antara para alim, para kiai. Jadi gimana ini kita sudah menjadi konsumsi publik ada masalah," kata Said di Kantor PBNU, Minggu (23/11) malam.
Kedua, para ustad nan datang disebut sepakat agar kepengurusan PBNU diselesaikan dalam satu periode hingga muktamar selanjutnya pada tahun depan.
"Sepakat kepengurusan PBNU kudu selesai sampai satu periode nan muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu," ujarnya.
Ketiga, para ustad nan datang disebut sepakat meminta semua pihak untuk tafakur demi kebaikan bersama.
"Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada. Semua harus, semuanya pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jejeran sempurna sampai Muktamar nan bakal datang," ujar Said.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan silaturahim itu dihadiri sekitar 50 ustad baik nan datang langsung ataupun via zoom.
"Kiai dari beragam wilayah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan ini ada Syekh Ali Akbar Marbun dari Medan, Sumatera Utara," kata Yahya.
Menurutnya, dalam pertemuan itu para ustad menyesalkan apa nan terjadi dengan rapat harian syuriah dan risalah rapat.
"Semuanya menghendaki agar segala sesuatu nan jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada AD/ART, dikembalikan kepada sistem patokan nan ada dan walaupun ada kekurangan-kekurangan, ganjalan-ganjalan kudu diselesaikan berbareng tanpa mengembangkan bentrok diantara jejeran kepemimpinan nan ada," kata Yahya.
Ia mengatakan silaturahim nan lebih besar antara para ustad bakal digelar di Pesantren Lirboyo dalam waktu dekat.
Yahya berambisi pertemuan itu bisa menjadi pembuka jalan keluar dari bentrok di internal PBNU.
"Insyaallah kelak bakal digelar pertemuan nan lebih luas dengan menghadirkan para ustad sepuh lebih banyak dan juga unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan Nahdlatul Ulama nan bakal di tuan rumahi oleh pesantren Lirboyo di Kediri," katanya.
Sebelumnya, beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU memutuskan Yahya Cholil Staquf kudu mundur dari Ketum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya risalah itu. Jika dalam tenggat itu tidak mengundurkan diri, Syuriah bakal memberhentikannya.
Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, diputuskan dalam rapat nan dihadiri 37 Pengurus Harian Syuriah di Hotel Aston City Jakarta pada 20 November 2025.
"Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan: KH Yahya Cholil Staquf kudu mengundurkan diri dari kedudukan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU," tulis poin keputusan dalam risalah tersebut.
"Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," lanjutnya.
Berdasarkan risalah, dorongan pengunduran diri itu mengenai undangan narasumber jaringan zionisme internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) nan dianggap melanggar nilai dan aliran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama.
(yoa/dmi)
[Gambas:Video CNN]
1 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·